bukaberita.id, Selayar, 11 Oktober 2025 — Gedung Dekranasda Selayar menjadi saksi kemeriahan Festival Suara Perempuan dalamKarya Sastra, sebuah perhelatan budaya yang diselenggarakan oleh Rumah Baca SAKU sebagai bagian dari program Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok Masyarakat: Apresiasi bagi Komunitas Sastra. Kegiatan ini didukung penuh oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Festival yang terbuka untuk umum ini dihadiri oleh sekitar 100 undangan, terdiri atas pemerintah daerah, sastrawan, budayawan, serta pegiat literasi dari berbagai komunitas.
Ketua Rumah Baca SAKU, Rahmat Kaizar, dalam sambutannya menegaskan pentingnya mengangkat suara perempuan dalam ruang-ruang ekspresi budaya.
“Festival inimenjadi momentum untuk menegaskan bahwa perempuanmemiliki ruang dan peran penting dalam membentuk narasisastra dan budaya Indonesia, khususnya di wilayah kepulauanseperti Selayar,” tuturnya.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Asisten Pemerintahandan Kesra Kepulauan Selayar Ir. H.M. Yunan Krg. Tompobulu, ST. MT. IPM.
Rangkaian acara festival dimulai dengan tarian tradisional khas Selayar oleh Sanggar Seni Tanadoang, disusul oleh persembahan kelong atau lagu daerah dari komunitas kelong. Penampilan Batti’-Batti’, Rambang-Rambang, dan Didek, tiga kesenian lisan khas daerah, turut menyemarakkan suasana dan memperkuat nuansa kultural yang kental.

Acara dilanjutkan dengan teater sastra dari komunitas Siring Teater, yang membahas tema “Bahasa dan Budaya Daerah”. Teater ini menghadirkan perspektif kritis dan reflektif mengenai bagaimana perempuan mengekspresikan dirinyamelalui karya-karya sastra.
Festival ini mencapai puncaknya dengan pengumumanpemenang lomba cipta dan baca puisi, yang dilanjutkan dengan pembacaan langsung karya mereka di hadapan para undangan. Puisi-puisi yang dibacakan mengangkat tema keberdayaan, perjuangan, dan keintiman pengalaman perempuan dalam berbagai konteks khususnya Perempuan pesisir.
Dengan dukungan dari Badan Bahasa KEMEDISMEN, festival ini menjadi wujud nyata sinergi antara pemerintah dan komunitas dalam menciptakan ruang literasi yang inklusif, berkeadilan gender, dan berakar pada kearifan lokal.
Melalui kegiatan ini, Rumah Baca SAKU berharap semakin banyak suara perempuan yang tumbuh dan mendapatkan tempat dalam dunia sastra dan kesenian lokal maupun nasional.











