bukaberita.id, KEPULAUAN SELAYAR – Pondok Pesantren Babussalam Selayar berkolaborasi dengan program Teater Masuk Pesantren (TMP) dalam sebuah acara teater dan diskusi tentang pencegahan bullying di kalangan santri. Berlangsung di Ponpes Babussalam Matalalang, Kecamatan Bontoharu. Ahad (16/02/25) pagi
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya menekan angka perundungan yang kerap terjadi di lingkungan pesantren serta membangun kesadaran terhadap dampak negatif bullying, khususnya bagi remaja pelajar pesantren.
Teater Masuk Pesantren (TMP) adalah program yang bertujuan untuk mengkampanyekan nilai-nilai positif serta mencegah perundungan melalui seni pertunjukan teater dan diskusi interaktif.
Selain Ponpes Babussalam Selayar, Program ini juga dilaksanakan di beberapa pesantren lainnya yang berada di Sulawesi Selatan, Ponpes Babussalam sendiri menjadi salah satu lokasi yang dipilih karena kepeduliannya terhadap isu sosial di lingkungan pesantren.
Kegiatan diawali dengan pertunjukan teater yang mengangkat kisah-kisah nyata mengenai dampak perundungan terhadap korban dan lingkungan pesantren secara umum dengan menampilkan narasi tentang perundungan verbal maupun nonverbal yang masih jarang disadari oleh banyak orang sebagai bentuk bullying. Melalui adegan-adegan yang mengena, diharapkan santri dapat lebih memahami bahaya perundungan dan pentingnya menciptakan lingkungan pesantren yang lebih aman dan inklusif.
Usai pertunjukan, acara dilanjutkan dengan diskusi interaktif yang menghadirkan sejumlah narasumber, yakni Andi Irmayani, S.P., MM (Kepala Bagian Perlindungan Perempuan dan Anak Kepulauan Selayar), Ustad IR. H. Muhammad Haitami (Pimpinan Pondok Pesantren Babussalam Selayar), dan Sukarno Hatta, MM (Sutradara dan Penggagas Program).
Diskusi membahas berbagai bentuk perundungan, terutama bullying verbal, yang sering kali dianggap remeh namun memiliki dampak psikologis dan emosional yang mendalam bagi korban.
Dalam diskusi tersebut, para narasumber menekankan pentingnya kepekaan terhadap tindakan perundungan, serta bagaimana pesantren dan masyarakat dapat mengambil peran aktif dalam pencegahan dan penanganan bullying.
Selain itu, dibahas pula strategi pencegahan melalui edukasi, dukungan sosial, serta mekanisme pelaporan kepada pihak berwenang jika terjadi kasus perundungan.
Program TMP mendapat sambutan positif dari para santri dan pengurus Ponpes Babussalam Selayar. Para peserta menyatakan bahwa kegiatan ini memberikan wawasan baru mengenai pentingnya menciptakan lingkungan pesantren yang bebas dari perundungan.
Diharapkan, melalui program seperti ini, budaya saling menghormati dan mendukung satu sama lain dapat semakin berkembang di lingkungan pesantren.
Dengan adanya kolaborasi antara pesantren dan komunitas seni seperti Teater Masuk Pesantren, diharapkan kesadaran akan bahaya perundungan dapat semakin meningkat, sehingga tercipta lingkungan pesantren yang lebih aman, nyaman, dan penuh dengan nilai-nilai positif. (**)