bukaberita.id, Kepulauan Selayar- Komunitas Rumah Baca SAKU berhasil menggelar Seminar Buku Digital “Didek; Nyanyian Warisan Leluhur” pada hari Selasa (7/2/2025) di Tinabo Room Rayhan Square.
Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian program Dokumentasi Karya/Pengetahuan Maestro atau OPK Rawan Punah yang ditunjang oleh Program Pemanfaatan Hasil Kelola Dana Abadi Kebudayaan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Seminar ini dihadiri oleh 50 peserta, yakni 15 Guru Muatan Lokal tingkat SD, 15 Guru Muatan Lokal tingkat SMP dan 20 sisanya merupakan perwakilan dari mahasiswa dan siswa tingkat SMA. Kegiatan ini sengaja menyasar kalangan tenaga pendidik dan pelajar, sebab produk buku yang dihasilkan merupakan jenis buku ajar yang nantinya diharapkan dijadikan referensi bahan ajar sebagai bentuk upaya pelestarian kebudayaan Didek.
Seminar ini juga menghadirkan tokoh pemerintah daerah yakni Wakil Bupati Kepulauan Selayar dan Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta Kepala Desa Bontolempangan.
Wakil Bupati Kepulauan Selayar, Bapak H. Saiful Arif, S.H dalam sambutan menyampaikan respon positif berupa apresiasi dan motivasi untuk terus menggali potensi kebudayaan lokal yang ada di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Buku Digital “Didek; Nyanyian Warisan Leluhur” merupakan hasil eksplorasi selama dua bulan oleh Tim Peneliti Rumah Baca SAKU dalam mengupayakan eksistensi dan pelestarian budaya Didek.
Sebagaimana yang disampaikan Rahmat Kaizar selaku Koordinator Peneliti sekaligus narasumber pada kegiatan seminar tersebut
“.Kegiatan ini adalah upaya kami menghidupkan kembali kesenian dan kebudayan daerah sebagai identitas sah yang kita miliki. Setidaknya kita mengenal dulu kebudayaan kita sebelum kita menarasikannya lebih jauh” Ucapnya.
Selain itu, kegiatan ini pula dihadiri salah satu tokoh budayawan Selayar, Bapak Said Anwar sebagai narasumber. Beliau banyak mengulas tentang upaya pelestarian kebudayaan dan peran masyarakat serta pemerintah dalam pelestariaan kebudayaan khususnya Didek.
“Banyak kesenian dan kebudayaan daerah yang kita miliki, saya harap melalui koordinasi yang kuat antara pemerintah bisa menjadikan kearifan lokal ini sebagai media belajar” Ucap beliau.
Dalam seminar yang dipandu Oleh Sri Wahyuni (Salah satu tim peneliti Rumah Baca SAKU), berhasil berjalan dengan sangat interaktif, hal ini dapat dilihat dari antusias para peserta seminar dalam sesi tanya jawab.
Kegiatan ini kemudian ditutup dengan pemutaran trailer film Dokumenter “Didek; Nyanyian Warisan Leluhur” dan dilanjutkan dengan sesi foto bersama. (**)